Friday, October 21, 2011

KULAT CINTA

Yg jelek kau katakan indah
Walau terang dipijak lalat
Walau epal dimakan ulat
Lompong kosong penglihatan jiwa
Adanya kau terima segala busuk hati
Padamu segalanya perihal peribadi
Termanggu terleka pada penipuan indah sihir ‘CINTA’

Cinta,
Biarkan kau buta tapi jelas dapat kau rasa
Biarkan sahaja kau tuli tapi dapat kau hayati kata dari getar bibir pelontarnya,
Walau bisu kotak suaramu tapi kau tetap dapat menikmati deruan bayu,
Tiada mata, bisu dan pekak itu tiada celanya,
Tapi ranap bila hatimu tiada,
Tiada hidup pada benih cinta yg telus,

Bila berjalan tanpa waras,
Terburai ukhwah bertahun termeterai,
Tercicir rasa hormat pada rumpun insan segar mengeliling,
Memperlihatkan kebodohan depan mata beribu,
Lalu rebah di pintu penyesalan,
Didatangi kebatilan dari depan dan belakang,
Pejam matimu dalam kosong penilaian,
Hanya kerana cinta yang terselindung pada mata nafsu sayang si pemuja.


No comments:

Post a Comment

TETAMU ROH

Kita boleh mendengar apa yang kita cakap,
Tapi tak semestinya kita dapat bercakap tentang apa yang kita dengar,
Kita boleh melihat apa yang kita rasa,
Tapi tak semestinya kita dapat rasakan tentang apa yang kita lihat,
Kita boleh makan apa yang berada dalam tanaman kita,
Tapi tak semestinya setiap yang ada dalam tanaman kita adalah makanan kita,
kita boeh minum dalam setiap sungai yang mengalir jernih,
tapi tak semestinya air yang jernih perlu kau dahagakan,
kita boleh tertawa dalam setiap kisah suka ,
tapi tak semestinya setiap suka kita perlu ditertawakan,
kita boleh menangis dalam setiap duka hiba,
tapi tak semestinya duka itu diiringi setiap tangisan,
kita boleh ingat apa yang kita tahu,
tapi tak semestinya kita akan tahu apa yang kita ingat,
kita boleh nyanyikan pada setiap dendangan lagu,
tapi tak semestinya setiap lagu perlu adaya nyanyian,
kita boleh meminta apa sahaja tentang apa yang kita mahu,
tapi tak semestinya apa yang kita dapat adalah dari permintaan kita,

Ingatan

Meski pun aku hilang keupayaan untuk berbahasa
tapi aku tetap petah berkata2 tentangmu
biar duniaku diam tanpa sebaris lisan
tapi tergiang-ngiang hembusan nafasmu di cuping-cupingku
setiap lenggokan jiwa dan sayang mu ingin ku tatap
aku seru peluk menggunung hiba merajuk
barang sedetik tiada dalam ingatan
pergimu bialah sudah
tapi tanamkan lah keranda cinta di kubur hatiku